Minggu, 25 Desember 2011

TEORI 1

S E N I    T A R I

        Pengertian Seni Tari
           Seni tari adalah ungkapan perasaan yang estetis dan bermakna yang diungkapkan melalui media gerak tubuh manusia yang di tata dengan prinsip tertentu ( di tata dlam ruang ).  Menurut bebeberapa pendapat pakar seni tari Indonesia dan luar negeri sebagai berikut :

1.    B.P.H. Soeryodiningrat
Tari adalah gerak dari seluruh tubuh yang selaras dengan bunyi musik, yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari.
2.    Drs. S. Humardhani (pak Dhon )
Tari adalah ungkapan bentuk-bentuk gerak ekspresif yang indah dan ritmis.
3.    La Merry ( pakar tari dari Inggris )
Dalam bukunya Dance Composition. Tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari anggota tubuh di dalam ruang.

          Unsur – unsur seni tari
Unsur – unsur tari merupakan suatu keindahan yang merupakan suatu ikatan unsur yang harmonis. antara lain sebagai berikut :

1.    Wiraga
                 yaitu gerak kaki sampai kepala merupakan media pokok gerak tari.

2.    Wirama
yaitu lamanya suatu gerakan tari yang di tarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. di mana irama disini biasanya bunyi dari alat musik ritmis seperti : gong, gendang, rebana dan lain-lain.

3.    Wirasa
yaitu perasaan penari harus dapat mengekspresikan gerak yang di lakukan sehingga memperjelas jiwa emosi tarian yang dibawakan.

4.    Wirupa
yaitu memberi kejelasan gerak tarian melalui warna, busana,dan riasan penari yang sesuai dengan peran tari yang dibawakan.

Tari tumbuh berkembang sejak jaman prasejarah sampai sekarang. di mana perkembangan gerak tarinya dari yang sangat sederhana, terkonsep secara estetis,sampai yang beraturan/bebas.

Dimana pada jaman prasejarah tari biasanya suatu gerakan rasa senang entah dari hentakan kaki , jeritan suara dari nada rendah sampai yang melengking, atau tepukan tangan.

Sedangkan pada jaman sejarah bentuk gerakan sudah mengarah pada maksud dan tujuan menari. Tari bukan hanya sebagai ungkapan perasaan tetapi sebagai sarana hiburan dan persembahan. Sehingga pada jaman sejarah ini terwujudlah tari tradisi.
Pada jaman sekarang yang sudah serba modern, maka bentuk gerak tari sudah digarap dengan bentuk yang berfariasi dan lebih bebas. Boleh di katakan tari yang ada-ada sekarang ini adalah tari kreasi.

         Jenis tari

Bentuk tari pada dasarnya terbagi menjadi dua. tari tradisi dan kreasi. Dimana tari tradisi merupakan warisan dari nenek moyang suatu bangsa atau daerah yang diwariskan turun temurun.

1.    Tari Tradisional Kerakyatan
Jenis tari ini adalah tumbuh dan berkembang dalam lingkungan suatu daerah yang mendukungnya tumbuh dan berkembang secara turun-temurun.
Ciri tari tradisional kerakyatan adalah bentuk gerak , irama, ekspresi,dan busana relatif sederhana. Serta sering di sajikan secara berpasangan atau kelompok.
Contoh tari : 1. Jaipong ( jabar )
                     2. Japin  ( kalsel / melayu )
                     3. Gong Mandau ( Dayak kalimantan ) dll

 2.  Tari Tradisional Klasik
      Jenis tari ini tumbuh dan berkembang oleh kaum bangsawan / kerajaan . Bentuk gerak tarinya baku/tidak bisa di ubah.
 Ciri tari tradisional klasik adalah bentuk gerak , irama, ekspresi dan buasanya terkesan mewah dan lebih estetis.
Contoh tari : 1. Topeng klana  (jabar )
                     2. Srimpi, sawung, bedhaya,  (jateng )
                     3. Rajeng, syang hyang  ( bali )

 3.  Tari Kreasi
      Jenis tari ini adalah perpaduan tari tradisional kerakyatan dan tradisional klasik, sehingga terbentu jenis tari baru ( modifikasi )
      Ciri tari kreasi adalah bentuk gerak, irama, ekspresi dan busananya adalah perpadua dari tradisi kerakyatan dan klasik.
      Contoh tari : 1. tenun, wiranata panji semirang ( bali )
                           2. sarah sesaji ( kalsel )
                           3. kijang, merak ( jawa )

Bentuk penyajian seni tari  dibedakan berdasarkan penentuan jumlah penarinya sewaktu digarap, di antara bentuk penyajian seni tari adalah :
1.    Tari Tunggal ialah tari yang ditarikan oleh satu orang / individu.
2.    Tari Berpasangan ialah tari yang ditarikan berdua-dua baik lk / lp.
3.    Tari Kelompok ialah tari yang ditarikan tiga atau lebih penari.      

Tema tari  biasanya inti cerita atau pokok pikiran , ide dasar seorang penata tari dengan menyusun gerak-gerak tari yang di ambil sehingga terbentuk suatu gerak tari bisa bertemakan kegiatan manusia, gerak binatang, bahkan adat dan keagamaan. Sehingga dari tema yang sudah di tentukan akan munculah gerak – gerak yang sesuai dengan jiwa tema yang di maksud.

Fungsi tari
 
Dalam kehidupan manusia yang bermasyarakat dan berkelompok-kelompok serta berbudaya, Tari bukanlah sekedar sebagai ungkapan gerak tubuh manusia yang ekspresi spontan ketika senang atau sedih. Akan tetapi tari telah di jadikan sebagai sarana penunjang kehidupan tatanan masyarakat suatu daerah atau bangsa di antaranya :
1.    Sarana Upacara Adat dan Religius
Fungsi tari disini bersifat sakral dan memiliki unsur magis, gerak yang ditarikan merupakan rangkaian gerak yang imitatif ( gerak maknawi )
Contoh :  tari Pattulu ( sulsel )  tari persembahan
                tari Balian ( kalsel )  tari persembahan dayak meratus
2.    Sarana Pertunjukan
Fungsi tari dimana susunan gerakanya ditata yang berkaitan dengan untuk apa dan siapa yang akan dipertontonkan. Baik tari yang di pertontonkan untuk masyarakat umum sebagai hiburan, atau untuk suatu pergelaran resmi, seperti upacara penyambutan tamu atau festival tari.
3.    Sarana Pendidikan
Fungsi tari disinI adalah untuk membentuk keseimbangan emosi, keterampilan, dan budi pekerti serta membina kerja sama kelompok dan toleransi. Sehingga siswa dapat merasakan rasa memiliki dan menghargai budaya bangsa dan turut melestarikannya .

Asal Bentuk Gerak–gerak TARI

      Gerak merupakan olah tubuh yang beraturan, dimana gerak dapat di per oleh melalui eksplorasi / penjelajahan yang mana penjelajahan itu merupakan proses berpikir, berimajenasi, merasakan,dan merespon suatu objek oleh panca indra kita ataupun seorang penata tari / gerak. Objek itu biasanya bisa bentuk benda, alam, suara dan rasa.

       Gerak yang dihasilkan cenderung spontan, baik bentuk kegiatan manusia sehari-hari, tingkah laku binatang, sampai alam merupakan sumber gerak yang kaya ragam. sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang, sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif.
       Tema gerak tentu masih kita ingat yang merupakan dasar gambaran awal gerak – gerak yang akan dituangkan / diperagakan atau di gerakan.
 contoh gerak antara lain sebagai berikut :
1.    Gerak kepahlawanan. Gerak ini muncul seperti gerakan silat,       gerakan perang, gerakan bela diri.
2.    Gerak kesedihan. Gerak ini muncul seperti gerakan permohonan, gerakan penyesalan, gerakan prustasi.
3.    Gerak kegembiraan. Gerak ini muncul seperti gerakan suka cita, meloncat-loncat, melambai-lambai, melenggang, bergoyang .
4.    Gerak Binatang dan tumbuhan. Gerak ini muncul menirukan seperti tingkah laku binatang mungkin kijang, kupu-kupu, burung merak nyiur melambai dan sebagainya.

Gerak tangan dan jari biasanya antara lain sebagai berikut :
1.    Ngayung (jawa) dimana semua jari tangan rapat tegak lurus, ibu jari masuk di lipat merapat ke telapak tangan. Tangan kiri dan kanan sama.
2.     Buaya menganga dimana jari tangan rapat tegak lurus akan tetapi ibu jari tangan di buka. Tangan kiri dan kanan sama.
3.    Naga Rangsang dimana jari-jari menggepal, ibu jari (jempol ) di keluarkan. Tangan kiri dan kanan sama.
4.    Nyerupit (jawa) dimana ibu jari tangan bertemu dengan ujung telunjuk membentu bulatan, sedangkan jari yang lain menyesuaikan membentuk seperti menggenggam benda. Tangan kiri dan kanan sama.
5.    Nyekiting (jawa) dimana ruas ibu jari tangan bertemu dengan ujung jari tengah, biasanya posisi tangan memegang ujung selendang. sedangkan jari yang lain mengikuti lekukan jari tengan. Tangan kiri dan kanan sama.
6.    Panggel ( jawa )Pertemuan pangkal kedua tangan, tangan kanan arah ke atas lurus / setengah di buat seperti mangkok, tangan kiri arah ke bawah sama posisi tangan kanan bentuknya.
7.    Menthang ( jawa ) meluruskan tangan kesamping.
8.    Malangkerik  (jawa)  posisi tangan berkacak pinggang.
         
           Gerak kaki di antara lainnya sebagai berikut :
1.    Nggurdho ,dimana telapak kaki (tumit) belakang tidak dikenakan ke lantai seperti mengantung. ( batinggkit )
2.    Gejuk / seblak, dimana tumit (telapak kaki belakang) dihentakan ke lantai, kaki kiri dan kanan sama gerakanya.
3.    Trecetan, dimana kaki kiri seperti mau meloncat tetapi telapak kaki menyenggol kaki kanan atau sebaliknya sambil melangkah kaki di jinjit dengan cepat kekanan, atau kekiri.
4.    Lumaksono, dimana kaki seperti benjalan kedepan akan tetapi kaki melangkahnya di serongkan keluar ujung mata kakinya.
5.    Tanjak kaki, dimana kaki bergerak kekiri rata seperti garis kaki kanan di angkat dan jari-jari kaki kanan di angkat keatas, dan sebaliknya.
6.    Kicat, dimana kaki kiri diangkat  kaki kanan di lantai dengan jari-jari kaki diangkat tidak menyentuh lantai.


 Bentuk motif pola lantai gerak tari

Mengeksplorasi pola lantai tari baik berpasangan atau kelompok dan tari tunggal pada dasarnya sama. Yang membedakan adalah  tari berpasangan atau kelompok dengan tari tunggal terletak pada kebebasan untuk melakukan gerakan. Pada tari tunggal kebebasan gerak tidak terikat. Sedangkan pada tari berkelompok ada keterikatan dalam bergerak antara penari yang satu dengan penari yang lainnya, hal ini di karenakan supaya bentuk tari lebih kelihatan kompak, bagus, dan tampak harmonis.

Apabila tari berkelompok tidak mentaati aturan akan berakibat fatal, perbedaan gerakan akan mempengaruhi pola lantai yang sudah di tentukan , sehingga akhirnya akan kelihatan semrawut ( tidak beraturan ) . oleh sebab itu penyajian tari berkelompok harus benar-benar menguasai pola lantai dan gerakan tari.

Suatu Bentuk aturan untuk perpindahan gerak penari supaya Harmonis dan tertata beraturan..

Pola lantai tari ada dua yaitu :
1. Pola lantai Simetris, adalah dimana menempatkan bentuk garis-garis                           anggota badan penari yang kanan dan kiri berlawanan arah akan tetapi sama
      Contoh pola lantai simetris :
                                                                                    
                                                                        
                                                                    

2.    Pola lantai Asimetris, adalah dimana pola menempatkan garis-garis anggota   badan penari yang kiri berlawanan dengan yang kanan .
Contoh pola lantai asimetris :
                                                                                      
                                                                       
                                                




Pola lantai alur gerak tarinya di bedakan menjadi tiga :
1.        Diagonal :menyilang dari sudut kiri ke sudut kanan  atau sebaliknya
2.        Vertikal  : gerakan maju dan mundur.
3.        Horizontal  : gerakan mendatar samping kiri ke  kanan atau sebaliknya.

Mengeksplorasi pola lantai gerak tari
    Eksplorasi pola lantai adalah memberikan orientasi pada tarian.  Ada dua macam arah menari.  Yaitu arah tahap dan arah gerak.  Dimensi ruang terdiri dari panjang, lebar (dalam), dan tinggi. Dimensi ruang  eksplorasi pola lantai antara lain :
4.     Dimensi ruang statis.
Disebut dimensi ruang statis sebab meliputi sikap yang bermakna simbolis dan memiliki nilai-nilai tertentu yang tampak pada level dan fisiognomik.
a.    level menunjukan lapisan – lapisan.
1.    Duduk mengartikan ketenangan dan kedamaian
2.    Jongkok  mengartikan kebangkitan
3.    Berdiri dengan kaki di tekuk  mengartikan kesepian
4.    Berdiri tegak mengartikan kewaspadaan
5.    jingkit (jinjit) mengartikan pengharapan
6.    Loncat mengartikan tindakan
b.    Fisiognomik menujukan kesan perwatakan pada sikap kepala.
1.    Tunduk mengesankan arti kedamaian, setuju, kelembutan, berisi, dan introvert.
2.    Normal mengesankan arti kesadaran, kewaspadaan, keterbukaan, ketenangan dan netralitas.
3.    Tengadah mengesankan arti optimisme, kesiapan, penguasaan, menantang, ekstrovert.
5.     Dimensi ruang dinamis.
Disebut dimensi ruang dinamis sebab meliputi sikap yang bermakna dari gerakan dinamis.
a.    Menunjukan arah gerak yang berarti.
1.    Langkah kedepan mengesankan arti keberaniaan, setuju, pendekatan , keakraban, kegembiraan dan kekuatan.
2.    Langkah kebelakang mengesankan arti ketakutan, penolakan, keasingan, kejauhan, keprihatinan, dan kelemahan.
3.    Langkah kesamping (horizontal) mengesankan arti normal atau netral.
4.    Langkah kesudut mengesankan arti konflik – konflik.
5.    Langkah Vertical mengesankan arti kontras – kontras.
b.    Memperlihatkan desain kegiatan.
1.    Hukum gerak Delsante menyebutkan bahwa kegirangan meluaskan adanya memperbesar gerak, pemikiran mengecilkan gerak, cinta dan efek menyeleraskan gerak.
2.    Hukum gerak Selsante  menyebutkan bahwa unsur vital ; melingkar adalah mental; spiral adalah moral dan mistik; lengkung memberi kesan kenikmatan, kehalusan, dan kelembutan ; persegi memberi kesan ketidak enak atau kekakuan.



PENGERTIAN SENI TARI
Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, dan waktu, dan tenaga.
Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.
Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.
Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.
Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.
Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.
Kesejalanan yang dikembangkan berhubungan dengan konsep tari masih banyak diperdebatkan. Hal ini terbukti masih belum komplitnya pemahaman tari itu sendiri yang berkembang di masyarakat. Laju pertumbuhan tari memberi corak budaya yang lebih variatif, dinamis, dan sangat beragam intensitas pendalamannya. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ke depan tari menjadi semakin memiliki aura yang diharapkan digali terus menerus.
Dalam perkembangan berikut, tari disampaikan oleh Soedarsono bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah. Sejalan dengan pendapat kedua tokoh terdahulu dalam buku ini, pada prinsipnya masalah ekspresi jiwa masih menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Pernyataaan yang mendasar tentang ekspresi jiwa manusia menjadi salah satu kunci tari menjadi bagian kehidupan yang mungkin hingga waktu mendatang selalu menjadi tumpuhan perkembangannya.
Dalam konteks yang masih sama Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21). Lebih jauh lagi ditambahkan CurtSach bahwa tari merupakan gerak yang ritmis (CurtSach: 1978, 4).
Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa pergelaran tari, paket acara tontonan yang diselenggarakan misalnya oleh Taman Mini Indonesia Indah (TMII), paket acara yang digelar oleh Pasar Seni Ancol, dan acara tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.
Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.
Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, oleh karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.
Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.
Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia memnfaatkan tarian untuk mendukung prosesi acara sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.
Dalam konteksnya, beberapa unsur gerak tari yang tampak meliputi gerak, ritme, dan bunyi musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa, tari adalah gerak sebagai pengalaman yang paling awal kehidupan manusia. Tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia.
Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari.
Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.
Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli, 1994:44).
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari yang di dalamnya mempelajari gerakan sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya, gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).
Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.
Di sisi lain Sussanne K Langer menyatakan, tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu. Apabila ke dua pendapat di atas digabungkan, maka tari sebagai pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme.
Oleh sebab itu, tari lahir merupakan ungkapan hasrat yang secara periodik digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari koreografer yang menyusunnya.
Sependapat kedua pakar di atas, Corry Hamstrong menyatakan bahwa, tari merupakan gerak yang diberi bentuk dalam ruang. Pada sisi lain Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi menambahkan, tari merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Soedarsono menyatakan bahwa, tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diaungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Dengan demikian pengertian tari secara menyeluruh merupakan gerak tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu.
Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.
Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.
Untuk memperoleh pengertian tari lebih mendalam, maka diperlukan informasi tentang unsur tari, aspek tari, dan pendukung tari melalui sumber media dalam bentuk foto-foto, VCD/DVD serta media lain.



Tari Kalimantan  Selatan
1. Tari Dara Manginang
Tari Dara Manginang merupakan salah satu tari yang digarap oleh seniman banjar yang bernama Amir Hasan kiai Bondan (pendiri Perpekindo) tari ini dikembangkan dan disebarluaskan di sanggar tari Perpekindo dan oleh seorang tokoh seniman yang bernama Anang Bahrudin Tari Dara Manginang dibawa dan disebarluaskan di daerah Amuntai(Hulu Sungai Utara). Tari ini digunakan sebagai bahan ajar disalah satu sekolah di daerah Amuntai.
A. Sinosis
Tari Dara Manginang merupakan sebuah tarian bergenre semi-klasik Banjar. Menceritakan tentang para remaja putri yang siap memasuki naik bujang (red : jelang dewasa) dalam pergaulan ibu-ibu. Diwajibkan bagi mereka untuk bisa manginang (makan sirih) sebagaimana yang dilakukan para ibu dewasa.
Properti yang digunakan dalam tarian ini yaitu :
Puan (tempat panginangan)
sirih, Kapur, Gambir, Pinang, Tembakau
Selendang
Baju Galuh
Tapih air guci
Hiasan kepala berupa bogam
musik yang digunakan dalam tarian ini yaitu :
 Peperangan
 Ayakan miring
 Ayakan setengah
2. Tari Jepen Dua Bersaudara
3. Tari Jepen hadrah
4. Tari Tirik Pandahan
Tarian ini menggambarkan muda-mudi dari desa pinang babaris kabupaten pandahan.
5. Tari Tandik Balian
6.Tari Burung Tarabang
A. Sinopsis
Burung tarabang, Disebut Burung tarabang karena tari ini Menggambarkan gerak burung yang sedang terbang dari satu tempat ke tempat yang lain. Tari ini sebenarnya merupakan tari kreasi yang bersumber dari gerak-gerak tari burung.
7. Tari Gerbang
A. Sinopsis
Tari ini menceritakan tentang kesiap-siagaan prajurit-prajurit kerajaan dalam menjaga pintu gerbang kerajaan yang dipimpin oleh seorang tumenggung.
8. Tari Kanong
A.Sinopsis
Tari ini menceritakan sekelompok muda mudi yang sedang bekerja dengan gotong royong, mereka bekerja dengan riang gembira, dan saling menghargai, sederhana, percaya diri dalam pergaulan sehari-hari. Cerita ini tergambar dalam setiap gerak yang dinamis, lincah, gesit, serta lemah gemulai.
9.  Tari Gandut Karancongan
10. Tari Gandut Mandung-Mandung
A. Sejarah
Tari gandut Mandung-Mandung kesenian ttradisional rakyat yang sekarang sudah hampir hilang sudah mulai berkembang sejak abad XVII-XVIII di lingkungan Keraton.Seni budaya yang amat berkembang adalah seni memukul Gamelan jawa bersamaan dengan lagunya tetapi semangatnya Banjar pada masyarakat lapisan atas sampai tahun1990 kehidupan seni musik gamelan, tari tarian masih berkembang yang kemudian secara lambat laun habis diabad berikutnya.
B. Tempat Berkembangnya
Masa dahulu tari ini berkembang dari Desa Pandahan (Kab. Tapin) keseluruhan daerah Kalimantan Selatan  yang terkenal adalah daerah Banua Lima yaitu Yaitu Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sugai Tengah, Hulu Sungai Utara dan Tabalong. Masa sekarang yang tinggal hanya di Desa Pandahan, Desa Pinang Babaris (Barikin).
C. Sinpsis
Sebuah tari tradisional rakyat yang mengungkapkan adanya suatu gambaran wanita yang biasanya mengundang perhatian lawan jenisnya. Undangan itu dilaksanakan oleh pria dengan hati-hati memandang dari jauh demikian juga wanita, maka terjadinya bujuk rayu antara pria dan wanita  dengan cara saling  mendekati.
D.Busana
- Untuk laki-laki:
 Baju Poko
Celana, Sabuk
Laung Tajuk Siang
- Untuk Wanita:
 Baju Poko
Tapih Lasam/Pagatan
Galung Malang
Bogam +   untaian Melati
11. Tari  Topeng
12.  Tari Baksa panah
A. Sejarah
Tari Baksa Panah tumbuh dan berkembang sejak abad XVIII yaitu pada zaman Sutar Pasir. Penciptanya pangeran Prabu, Karena lahirnya dikeraton maka digolongkan jenis tari klasik. Lahir bedasarkan kebutuhan hiburan  bagi tamu2 yang berkunjung ke keraton dan pelengkap pada upacara-upacara tertentu. Terlepas dari asal penciptanya, pengaruh kebudayaan Jawa, disini ada sedikit terasa  pada tari BaksaPanah, ini terlihat dari perangkat gamelan sebagai penggiring tari tersebut. Dari unsur gerak juga ada kesamaan dengan beberapa gerak tari Jawa, namun demikian masih terdapat perbedaan yang mendasar pada desain gerak dan kualitas gerak, dan pada Tari Baksa Panah ini masih terasa nuansa Banjar yang spesifik.
Tari Baksa Panah tidak hanya digelarkan di keraton tetapi juga mulai berkembang di kalangan masyarakat biasa. Hai ini dikarenakan tuntutan akan hiburan, oleh karena itu perkembangan Tari Baksa Panah pada kurun waktu tersebut selalu mendapatkan perubahan, baik dalam pertunjukan maupun pada pola garapannya, disesuaikan pada kebutuhan masarakakatnya.
B. Sinopsis
 Sebuah Tari tradisional jenis klasik yang mengungkapkan keterampilan seorang satria dalam mengunakan busur dan anak panah pada waktu berburu binatang di tengah hutan. Di dalam Tari ini diperlihatkan keterampilan seorang satria tersebut membidik sasaran. Tari ini diiringi oleh seperangkat gamelan dengan dasara gerak tari klasik dan beberapa gerak dasar Wayang Gung yang dikembangkan.
C. Kelengkapan
Busana yang dipergunakan dalam Tari Baksa Panah adalah:
Baju poko
Celana Seperempat  Sabuk
Pending
Selendang
Selendang layang
Giring-giring layang
Siwal tangan
Properti yang digunakan:
Busur dan anak panah
Kuda-kuda
Ketopong( subrah)
13.  Tari Topeng Panji
14.  Tari Maiwak
15. Tari Tanggui
16. Tari Jepen Sisit
17.  Tari Gintur
18.  Tari Ladon
19.  Tari Kakambang Habang
20.  Tari Ahui Gunung
21.  Tari Manugal
22.  Tari Giring-giring
23.  Tari Sasudu
24.  Tari gandut
25.  Gerak tari wayang gung “Hanoman pancasona”
26. Tari Radap Rahayu
A. Sejarah
B. Sinopsis
TAri Radap Rahayu merupakan salah satu tari garapan yang gerak tarinya diambil dari gerak upacara beradap (memangil orang-orang atau roh halus) dan upacara puja Bantan (upacara memohon pertolongan kepada Yang Maha Esa) yang dilakukan diatas kapal Prabayaksa ketika kapal tersebut kandas di dalam perjalanan pulang lawatan dari kerajaan majapahit yang membawa Patih Lambung Mangkurat kembali kekerajaan Dipa, Kapal tersebut kandas di daerah lok Bantanan.
Tari ini menggambarkan beberapa bidadari yang turun dari kayangan Untuk menampung tawari  tamu-tamu agung yang datang ke bumi Lambung Mangkurat sebagai tanda penghormatan dan ucapan selamat datang.
C. Kelengakapan
Busana yang digunakan :
Baju layang
Tapih air guci
Kelengakapan perhiasan:
Sanggul malang babuntut
Bogam baronce
Mahkota gunungan
Karang jagung
kambang goyang
Catik diantara dua kening
Anting barumbai
Kalung samban
Gelang keroncong
Cupu berisi nembang rampai/ bearas kuning atau minyak likat baboreh.
D. Kelengkapan  penggiring tari :
Alat yang digunakan :
Biola
Tabun
Suling
Agung
Tarbang kecil
Tarbang besar dan tarbang paninting
Lagu penggiring:
Ayakan lencang
Ayakan radap
Ayakan tiga
Lagu dan syair radap.
27. Tari Baksa Kembang
A. Sejarah
Menurut cerita, Tari Baksa Kembang sudah ada sejak zaman kerajaan negara Dipa dan Daha, Yaitu sekitar abad ke 13. Pada jaman kerajaan Majapahit ada seorang Empu Jakmika melakukan perjalanan itu mencari sebuah negri yang tanahnya berbau harum. menurut pentunjuk yang ia dapat, negeri itu berada diseberang pulau yaitu di pulau Kalimantan. Didalam perjalanan itu tentunys ia tidak sendiri, ia ditemani oleh beberapa abdi.
Setelah ditemukan negeri yang dimaksud, maka didirikanlah sebuah kerajaan Dipa, dimana di dalamnya kerajaan tersebut berkembang kebudayaan atau kesenian Jawa yang beradaptasi dengan kebudayaan setempat, sehinga unsur-unsur tari klasik di Kalimantan Selatan hampir banyak mempunyai kesamaan dengan kesenian Jawa.
Sejak kerajaan Dipa dan Daha sampai dengan kerajaan Banjar mundur, pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah, sehingga kesenian klasik di Istana mulai tarun kemasyarakat dan berkembang serta diwariskan secara turun-temurun sari generasi kegenerasi berikutnya.
Di Istana, kesenian menghasilkan aneka corak seni klasik Banjar yang beradaptasi dengan kebudayaan Jawa, sedangkan diluar istana tumbuh dan berkembang kesenian rakyat, namun saat kerajaan Banjar kesenian-kesenian di Istana mulai dikembangkan atau mulai turun kemasyarakat atas binan Pangeran Hidayatullah(1866). Hal ini terjadi karena beliau membuka istana sseluas-luasnya, sehingga terjadi interaksi antara kesenian keraton dengan kesenian rakyat seperti madihin, jepen, qasidah, dan sebagainya. Sehingga sekitar tahun 190 keatas, kesenian Banjar lebih banyak dan beragam.
Dahulu, kisah yang berkembang adalah kisah yang diambil dari kisah Pangeran Suria Wangsa Gangga dari negara Dipa dengan Putri Kuripan. kisah itu menceritakan Putri Kuripan mempersembahkan setangkai bunga teratai merah kepada sang Pangeran, sedangkan bunga teratai putih tetap dipegangnya.
Bunga taratai dalah sebagai lambang kesetian, namun dalam berkembangan nya akibat dari mulut kemulut dan menyebar dari istana kehalayak ramai, tarian ini lebih dikenal dengan menceritakan seorang putri yang sedang merakai bunga, menjadi suatu rangkaian bunga yang disebut Bogam dan diserahkan kepada seorang jejaka yang dicintainya serta dihormatinya.
B. Sinopsis
Tari Baksa Kembang adalah sebuah tari klasik untuk menyambut tamu agung yang datang kekerajaan. Tari ini mengambarkan putri keraton yang sedang menari dengan rangkaian bunga (Bogam) di tangan dan kemudian diserahkan kepada tamu agung yang dihormatinya.
Tari ini dahulunya digelarkan dengan waktu yang tidak terbatas dan ragam yang berulang-ulang, tetapi pada perkembangannya oleh penata-penata tari, tari Baksa Kembang ditata apik dan disesuaikan dengan tuntutan jaman serta keperluan masyarakat sesuai situasi dan kondisi tampa mengurangi khasanah dalam sebuah Tari Baksa Kembang.
Bogam adalah nama baru dari rangkaian bunga melati dan mawar diletakan yang dibentuk bundar (dironce) degan aturan, susunan bunga mawar diletakan ditengah dan bunga melati disekelilinginya serta diberi beberapa untaian  melati.
C. Kelengkapan dan properti yang digunakan
Baju udat/poko
Tapih air guci
Selendang dua warna
Ikat pinggang
Gajah gemuling
Mahkota pancar Matahari
Kembang goyang
Melati atau karang jagung
Kalung rangkap tiga
Gelang kaki
Bogam
Cemara atau sanggul
Halilipan gelang tangan
Kalung cikak
Kilat bahu
Anting barumbai
Make up
Kida-kida
Gegetas sirih.
propertis:
Dua buah rangkaian bogam
Mangkok kuningan(sasanggan).
D. Musik iringan
Alat Musik iringan:
Babun
Sarun 1 dan 2
Sarantan
Dawu
Kanung
Kangsi
Gong kecil
Gong besar.
Lagu iringaan:
Ayakan
Jangklong/kambang muni
Parang lima ketawang
28. Tari Jepen Sigam
29.  Tari Jepen kuala
30.  Tari Jepen Rantauan
31.  Tari Tirik Kuala
32. Tari Tirik Lalan
33. Tari Kuda Gipang
A. Latar Belakang
 Tari Kuda Gepang asal mulanya berasal dari tumbuh dan berkembang di daerah Hulu Sungai dan Barito Kuala, tapi timbulnya ini masih belum dipastikan.
Tari Kuda Gepang tumbuh dan berkembang di dalam keraton, sebagai salah satu jenis tari yang bisa dipergelarkan dalam suatu upacara kerajaan yang mengambarkan kegagahan pasukan berkuda kerajaan.
Sebagai perkembangan saat ini Tari Kuda Gipang berfungsi sebagai tari hiburan dan sarana upacara adat perkawinan Banjar yang berfungsi sebagai pengiring pengantin laki-laki yang akan bersanding.
B. Sinopsis tari
Tari ini mengambarkan sekelompok pasukan berkuda dari kerajaan yang sangat gagah berani.
Perkelahian, percecokan dan peperangan adalah suatu bencana yang amat sangat besar dan mengerikan maka pasukan berkuda dari kerajaan inilah yang yang harus menciptakan suasana membangun banuanya sehingga kerajaan mereka menjadi aman dan sejahtera.
C. Iringan, Properti , dan Kostum
a. Iringan
Alat yang digunakan:
Agung
Babun Sarun
Kangsi
Lagu Penggiring:
Peperangan
Angklong jinggung
Ayakan
b. Propertis
Kuda gipang yang terbuat dari:
Bambu
Rotan
Purun yang dianyam yang beri warna (cat).
c. Kostum
Ketopong
Baju raja/celana
Gelang giring-giring kaki
Tutup rambut
34. Tari Baksa Lilin
35. Tari Bogam
36. Tari Baksa Dadap
37. Tari gandut
Tari hasil dari kebudayaan Banjar yang mempunyai nilai mistis besar salah satunya adalah tari Gandut. Nama tarian ini berasal dari sebutan terhadap penarinya yaitu Gandut.  Kalau di masyarakat Jawa dikenal istilah tledek dalam tari tayuban. Tari Gandut ini pada mulanya hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan, baru pada kurang lebih tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan dan menjadi jenis kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa. Tari ini dimainkan setiap ada keramaian, misalnya acara malam perkawinan, hajad, pengumpulan dana kampung dan sebagainya.
Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarangan wanita mampu menjadi Gandut. Selain syarat harus cantik dan pandai menari, seorang Gandut juga wajib menguasai seni bela diri dan mantera-mantera tertentu. Ilmu tambahan ini sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri dari tangan-tangan usil penonton yang tidak sedikit ingin memikatnya memakai ilmu hitam. Dahulu banyak Gandut yang diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan, disamping paras cantik mereka juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Nyai Ratu Komalasari, permaisuri Sultan Adam adalah bekas seorang penari Gandut yang terkenal.
Pada masa kejayaannya, arena tari Gandut sering pula menjadi arena persaingan adu gengsi para lelaki yang ikut menari. Persaingan ini bisa dilihat melalui cara para lelaki tersebut mempertontonkan keahlian menari dan besarnya jumlah uang yang diserahkan kepada para Gandut.
Tari Gandut sebagai hiburan terus berkembang di wilayah pertanian di seluruh Kerajaan Banjar, dengan pusatnya di daerah Pandahan, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin.
Tari Gandut sejak tahun 1960-an sudah tidak berkembang lagi, Faktor agama Islam merupakan penyebab utama hilangnya jenis kesenian ini ditambah lagi dengan gempuran jenis kesenian modern lainnya.  Sekarang Gandut masih bisa dimainkan tetapi tidak lagi sebagai tarian aslinya hanya sebagai pengingat dalam pelestarian kesenian tradisional Banjar.
38. Tari Gandut Magandangan
39. Tari Rudat
40. Baksa Tameng
41. Baksa Dadap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar